Kepada Yth. Rekan Dokter dan Praktisi Medis
Perihal: Undangan ANTI-AGING TODAY! Open House & Afternoon Tea Cocktail
Prospek Pengembangan Praktek Scientific Anti-Aging Medicine di Indonesia
Dengan Hormat,
ANTI-AGING MEDICINE telah menjadi istilah yang amat populer saat ini. Sebagai usaha agar disiplin ilmu baru ini dapat berkembang secara positif di Indonesia, Pusat Studi Kedokteran Anti-Penuaan / Center for Study of Anti-Aging Medicine (CSAAM) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, bekerjasama dengan organisasi dunia American Acad emy of Anti-Aging Medicine (A4M), European Society of Anti-Aging Medicine (ESAAM), Austral Asia Acad emy of Anti-Aging Medicine (A5M), yang tergabung dalam World Acad emy of Anti-Aging Medicine (WAAAM) mengadakan ABAARM Clinical Training Course (ACTC) 24-27 Febuari 2008 di The Sultan Hotel Executive Club, Jl. Gatot Subroto – Jakarta. ACTC bertujuan memberikan pelatihan yang benar dan ilmiah kepada rekan dokter yang berminat menekuni praktek anti-aging medicine. Acara ini juga didukung oleh Perkumpulan Kedokteran Anti-Penuaan Indonesia (PERKAPI) / Indonesian Society of Anti-Aging Medicine (ISAAM), organisasi resmi yang menaungi praktek anti-aging medicine di Indonesia.
Dalam rangka memperkenalkan rangkaian program acara dan prospek pengembangan anti-aging medicine di Indonesia, bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Dokter yang terlibat/berminat dalam industri kesehatan/medis untuk menghadiri:
Acara : ANTI-AGING TODAY! Open House & Afternoon Tea Cocktail
Hari/Tgl : Setiap Jumat, Januari 25, Febuari 01, 08, 15, 22
Waktu : Pk 15.30 – Pk 17.00
Tempat : Magnolia Wellness Clinic
Alamat : Jl. Suryo No. 33 Kebayoran, Jakarta Selatan 12180. Tel (021) 7250480.
Susunan Acara:
» Pembukaan dan Kata Sambutan dari Sekjen PERKAPI
» Perkenalan Organisasi dan Aktifitas terkait Anti-Aging Medicine
» Prospek dan Implikasi Pengembangan Anti-Aging Medicine di Indonesia
» ABAARM Clinical Training Course untuk Medical Doctors
» ANTI-AGING TODAY! Public Forum untuk Health-Conscious Societies
» IFPA-Asia Workshop untuk Fitness Professionals & Personal Fitness Trainers
» Bali Bliss Escape – Wellness Retreat Program
Kami percaya kehadiran Bapak/Ibu/Dokter pada acara akan membuka wawasan baru tentang metode penanganan kesehatan masa depan. Untuk pertanyaan dan registrasi, silahkan menghubungi 0888 110 6588. Sampai jumpa di acara.
Salam sejahtera,
Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd
Pusat Studi Kedokteran Anti-Penuaan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Dr Suharto, SpKO, DPH
Perkumpulan Kedokteran Anti-Penuaan Indonesia/Indonesia n Society of Anti-Aging Medicine.
Tuesday, January 22, 2008
APA BENAR KEDELAI TRANSGENIK BERBAHAYA???
Selama tiga hari berturut diberitakan di TV RCTI bahwa kedelai transgenik berbahaya bagi kesehatan manusia karena kemungkinan beracun, menyebabkan alergi, menyebabkan manusia kebal terhadap antibitotik, dan dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan kanker sehingga kedelai transgenik tidak diterima di Jepang dan Negara Eropa.
.
Pada kesempatan ini saya memberikan tanggapan dalam forum ini. Statement tsb tidak benar karena kedelai transgenik sudah dinyatakan aman pangan, pakan, dan aman lingkungan di Jepang, dan aman pangan di negara Uni Eropa, Rusia, Switzerland, dan Czech Republic (baca penjelasan di bawah). Bahkan beberapa negara Eropa (Jerman, Perancis, Portugal, Republik
Czechnia, Slovakia dan Spanyol) sudah menanam jagung transgenik. WHO sudah mengeluarkan pernyataan bahwa tanaman transgenik yang sudah mendapat ijin komersial di suatu negara, aman untuk dikonsumsi karena sudah melalui pengkajian keamanan pangan sesuai dengan Pedoman standar internasional (CODEX, FAO/WHO Guideline).
Satu sampai dua persen orang dewasa dan 4-6 % anak-anak menderita alergi akibat makanan (Anderson, 1996). Codex Alimentarius Commision telah mengadopsi daftar komoditas sebagai bahan makanan yang paling dikenal sebagai sumber bahan penyebab alergi (allergen). Bahan penyebab alergi antara lain adalah: kacang tanah, kedelai, gandum, padi, papaya, Brazil nut, apel, susu, telur, crustacean (kepiting, udang, kerang) dan ikan (Metcalfe, 1985, Metcalfe et al, 1996, Astwood dan Fuchs., 1996). Jadi kedelai yang BUKAN transgenik pun merupakan salah satu sumber alergen.
Kecuali itu kedelai non transgenik dan transgenik sama sama mengandung trypsin inhibitor, lectin, urease.
Kedelai transgenik yang telah dikomersialkan secara global hanya ada dua jenis yaitu (1) kedelai toleran herbisida dan (2) kedelai dengan kandungan asam oleat (asam lemak) tinggi. Data dari AgBios data base menyebutkan bahwa kedelai transgenik dengan kandungan asam oleat tinggi telah memperoleh ijin komersialisasi di 4 negara setelah memperoleh status aman
pangan di negara Kanada (th 2000), Jepang (2001), AS (1997), dan Australia 2000); aman pakan di 3 negara, Kanada (th 2000), Jepang (2000), dan AS (1997); dan aman lingkungan di 3 negara, Kanada (th 2000), Jepang (1999), dan AS (1997).
Sedangkan kedelai transgenik toleran herbisida, menurut Clive James (2006), pada tahun 2006 ditanam oleh sembilan negara yaitu AS, Argentina, Brazil, Paraguay, Kanada, Uruguay, Afrika Selatan, Rumania, dan Meksiko, dengan dengan luas 58, 6 juta ha atau 57% dari total luas tanaman transgenik secara global yaitu 102 juta ha.
Kedelai transgenik hanya dapat dikomersialkan kalau sudah dilakukan pengkajian keamanan lingkungan yang meliputi pengujian weediness, out crossing, secondary and non-target (predator, parasit, serangga berguna) adverse effects, dan impact on biodiversity di confined field trial (lapangan uji terbatas) dan dinyatakan "aman lingkungan". Selain itu harus melalui pengkajian keamanan pangan dan pakan yang meliputi pengujian alergenisitas, toksisitas, dietary exposure, dan analisa nutritional, dan dinyatakan "aman pangan/pakan" . Dibandingkan dengan tanaman non transgenik, tanaman transgenik harus melalui pengkajian keamanan lingkungan, keamanan pangan/pakan secara komprehensif dengan metode ilmiah dan sahih. Ketetapan aman pangan, pakan, dan aman lingkungan diberikan oleh Lembaga Pengatur (regulatory bodies) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada di
masing-masing negara.
IJIN DI JEPANG
Galur (event) kedelai transgenik dengan kandungan asam oleat tinggi:
G94-1, G94-19, G168 mengandung gen GmFad2-1 yang mengkode enzim delta(12)-fatty acid dehydrogenase (Glycine max) masing memperoleh ketetapan aman pangan pada th 2001,aman pd th 2000, dan aman lingkungan pd th 1999.
Galur (event) kedelai transgenik toleran herbisida:
GTS 40-3-2 dan MON89788 mengandung gen CP4 epsps (toleran herbisida glyphosate) masing-masing memperoleh ketetapan aman pangan pada th 1996 dan th 2007.
A5547-127 mengandung gen PAT (toleran herbisida glufosinate) aman pangan (th 2005), aman pakan dan aman lingkungan (th 2006)
A2704-12, A2704-21, A5547-35 mengandung gen PAT (toleran herbisida glufosinate) aman pangan (th 2002), aman pakan (th 2003), dan aman lingkungan (th 1999).
IJIN DI EROPA
Galur (event) kedelai transgenik toleran herbisida:
GTS 40-3-2 mengandung gen CP4 epsps (toleran herbisida glyphosate) memperoleh ketetapan aman pangan di Switzerland (th 1996), Czech Republic (th 2001), Rusia (th 2002), dan Uni Eropa (th 2005).
"A BAD NEWS IS A GOOD NEWS"
Bagi yang tertarik untuk mengetahui dokumen-dokumen resmi kedelai transgenik atau tanaman transgenik yang lain dapat meng akses web site lembaga pengatur seperti APHIS/USDA, EPA, FDA,Canadian Food Inspection Agency, Health Canada Novel Foods, atau ke web site AgBios. Atau baca makalah Clive James (2006) Global Status of Commercialized Biotech/GM Crops: 2006.
Seharusnya yang melakukan TANGGAPAN secara resmi adalah DEPTAN, atau perhimpunan profesi
M. Herman.
[sumber milis biotek@yahoogroups.com]
.
Pada kesempatan ini saya memberikan tanggapan dalam forum ini. Statement tsb tidak benar karena kedelai transgenik sudah dinyatakan aman pangan, pakan, dan aman lingkungan di Jepang, dan aman pangan di negara Uni Eropa, Rusia, Switzerland, dan Czech Republic (baca penjelasan di bawah). Bahkan beberapa negara Eropa (Jerman, Perancis, Portugal, Republik
Czechnia, Slovakia dan Spanyol) sudah menanam jagung transgenik. WHO sudah mengeluarkan pernyataan bahwa tanaman transgenik yang sudah mendapat ijin komersial di suatu negara, aman untuk dikonsumsi karena sudah melalui pengkajian keamanan pangan sesuai dengan Pedoman standar internasional (CODEX, FAO/WHO Guideline).
Satu sampai dua persen orang dewasa dan 4-6 % anak-anak menderita alergi akibat makanan (Anderson, 1996). Codex Alimentarius Commision telah mengadopsi daftar komoditas sebagai bahan makanan yang paling dikenal sebagai sumber bahan penyebab alergi (allergen). Bahan penyebab alergi antara lain adalah: kacang tanah, kedelai, gandum, padi, papaya, Brazil nut, apel, susu, telur, crustacean (kepiting, udang, kerang) dan ikan (Metcalfe, 1985, Metcalfe et al, 1996, Astwood dan Fuchs., 1996). Jadi kedelai yang BUKAN transgenik pun merupakan salah satu sumber alergen.
Kecuali itu kedelai non transgenik dan transgenik sama sama mengandung trypsin inhibitor, lectin, urease.
Kedelai transgenik yang telah dikomersialkan secara global hanya ada dua jenis yaitu (1) kedelai toleran herbisida dan (2) kedelai dengan kandungan asam oleat (asam lemak) tinggi. Data dari AgBios data base menyebutkan bahwa kedelai transgenik dengan kandungan asam oleat tinggi telah memperoleh ijin komersialisasi di 4 negara setelah memperoleh status aman
pangan di negara Kanada (th 2000), Jepang (2001), AS (1997), dan Australia 2000); aman pakan di 3 negara, Kanada (th 2000), Jepang (2000), dan AS (1997); dan aman lingkungan di 3 negara, Kanada (th 2000), Jepang (1999), dan AS (1997).
Sedangkan kedelai transgenik toleran herbisida, menurut Clive James (2006), pada tahun 2006 ditanam oleh sembilan negara yaitu AS, Argentina, Brazil, Paraguay, Kanada, Uruguay, Afrika Selatan, Rumania, dan Meksiko, dengan dengan luas 58, 6 juta ha atau 57% dari total luas tanaman transgenik secara global yaitu 102 juta ha.
Kedelai transgenik hanya dapat dikomersialkan kalau sudah dilakukan pengkajian keamanan lingkungan yang meliputi pengujian weediness, out crossing, secondary and non-target (predator, parasit, serangga berguna) adverse effects, dan impact on biodiversity di confined field trial (lapangan uji terbatas) dan dinyatakan "aman lingkungan". Selain itu harus melalui pengkajian keamanan pangan dan pakan yang meliputi pengujian alergenisitas, toksisitas, dietary exposure, dan analisa nutritional, dan dinyatakan "aman pangan/pakan" . Dibandingkan dengan tanaman non transgenik, tanaman transgenik harus melalui pengkajian keamanan lingkungan, keamanan pangan/pakan secara komprehensif dengan metode ilmiah dan sahih. Ketetapan aman pangan, pakan, dan aman lingkungan diberikan oleh Lembaga Pengatur (regulatory bodies) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada di
masing-masing negara.
IJIN DI JEPANG
Galur (event) kedelai transgenik dengan kandungan asam oleat tinggi:
G94-1, G94-19, G168 mengandung gen GmFad2-1 yang mengkode enzim delta(12)-fatty acid dehydrogenase (Glycine max) masing memperoleh ketetapan aman pangan pada th 2001,aman pd th 2000, dan aman lingkungan pd th 1999.
Galur (event) kedelai transgenik toleran herbisida:
GTS 40-3-2 dan MON89788 mengandung gen CP4 epsps (toleran herbisida glyphosate) masing-masing memperoleh ketetapan aman pangan pada th 1996 dan th 2007.
A5547-127 mengandung gen PAT (toleran herbisida glufosinate) aman pangan (th 2005), aman pakan dan aman lingkungan (th 2006)
A2704-12, A2704-21, A5547-35 mengandung gen PAT (toleran herbisida glufosinate) aman pangan (th 2002), aman pakan (th 2003), dan aman lingkungan (th 1999).
IJIN DI EROPA
Galur (event) kedelai transgenik toleran herbisida:
GTS 40-3-2 mengandung gen CP4 epsps (toleran herbisida glyphosate) memperoleh ketetapan aman pangan di Switzerland (th 1996), Czech Republic (th 2001), Rusia (th 2002), dan Uni Eropa (th 2005).
"A BAD NEWS IS A GOOD NEWS"
Bagi yang tertarik untuk mengetahui dokumen-dokumen resmi kedelai transgenik atau tanaman transgenik yang lain dapat meng akses web site lembaga pengatur seperti APHIS/USDA, EPA, FDA,
Seharusnya yang melakukan TANGGAPAN secara resmi adalah DEPTAN, atau perhimpunan profesi
M. Herman.
[sumber milis biotek@yahoogroups.com]
Wednesday, January 02, 2008
THE 1ST INTERNATIONAL SYMPOSIUM ON MOLECULAR PATHOGENESIS
“Recent Advances on Molecular Pathogenesis and Applications to Pharmaceutical Product Development” January 15, 2008 AND
WORKHOP: “Synthetic Genes and Their Uses for Various Applications”
January 16 – 17, 2008
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Organized and hosted by School of Pharmacy , ITB, Indonesia in collaboration with University of Groningen , The Netherlands
for more informations, please visit : www.patho-fa. net
WORKHOP: “Synthetic Genes and Their Uses for Various Applications”
January 16 – 17, 2008
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Organized and hosted by School of Pharmacy , ITB, Indonesia in collaboration with University of Groningen , The Netherlands
for more informations, please visit : www.patho-fa. net
Subscribe to:
Posts (Atom)
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...
-
Minggu, 6 Desember 2015 11:29 WIB | 7.064 Views Buah persik. (Pixabay/Hans) Kunming (ANTARA News) - Penelitian fosil biji persik men...
-
MEDAN, JUMAT - Peneliti Universitas Sumatera Utara, Basuki Wirjosentono, mengenalkan plastik ramah berbahan hasil samping minyak sawit menta...
-
Oleh Cardiyan HIS Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan re...