BOGOR -- Satu lagi temuan baru dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Adalah Dr. Hefni Effendi, staf pengajar di Departemen Manajemen Sumberdaya Peraian IPB berhasil membuat bioenergi/biofuel dari aquatic microfungi atau kapang yang hidup dimana saja dan bersifat decomposer.
Kapang yang ia kembangkan ini berasal dari Telaga Warna di Cisarua, Kabupaten Bogor. ”Saya banyak mengoleksi dan banyak mengembangkan kapang ini. Saya ambil sewaktu musim hujan dan musim kemarau. Tumbuhnya sangat pesat dan optimal.” jelasnya seperti disiarkan Humas IPB, Kamis (20/8).
Setelah berkembang biak, kapang kemudian ia murnikan agar tinggal satu jenis kultur yang terbaik (berkembangnya paling cepat, biomassanya banyak dan relatif singkat). Lalu, dengan menggunakan teknologi acidimpregnasi dan fermentasi, dihasilkanlah bioethanol atau biofuel. Penelitian di bidang ini ini sudah didalami Dr. Hefni sejak menempuh pendidikan S3 di Jerman.
Menurutnya kapang tersebut bisa hidup di air laut, tawar maupun payau. Dari hasil penelitiannya inilah Dr. Hefni Effendi telah berhasil meraih DAAD-Fraunhofer Technopreneur Award 2009 dan sejumlah dana. Tema yang diangkat adalah mencari atau mengeksplore bioproduk dari bahan alami melalui teknologi ekstraksi dan fermentasi.
Dengan Award ini Dr.Hefni mendapat kesempatan untuk bermukim selama 4 bulan di The
Fraunhofer Institut for Environment, Safety and Energy Technology in Oberhausen, Germany. Selama di Jerman, Dr. Hefni akan melakukan penelitian lanjutan seperti optimasi dalam pembuatan bioethanol dari kapang ini.
Selain itu, ia juga berkesempatan untuk mengembangkan produk-produk yang dapat dipasarkan dari hasil risetnya dan membangun kontak dengan mitra potensial di perusahaan-perusahaan di Jerman.
Award ini disampaikan secara resmi oleh Dr. Helmut Buchholt, Penanggung Jawab DAAD Kantor Perwakilan Jakarta, di dampingi Dr.Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng, Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr. Ida Bagus N, Direktur Fraunhofer di ruang sidang rektor, Gedung Andi Hakim Nasoetion, Rabu (19/8) lalu. man/ahi
Sumber : www.republika.co.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...
-
Minggu, 6 Desember 2015 11:29 WIB | 7.064 Views Buah persik. (Pixabay/Hans) Kunming (ANTARA News) - Penelitian fosil biji persik men...
-
MEDAN, JUMAT - Peneliti Universitas Sumatera Utara, Basuki Wirjosentono, mengenalkan plastik ramah berbahan hasil samping minyak sawit menta...
-
Oleh Cardiyan HIS Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan re...
No comments:
Post a Comment