Wednesday, October 26, 2011

Brokoli Super Tanpa Modifikasi Genetik


KOMPAS.com — Ilmuwan asal Inggris berhasil mengembangkan brokoli super, bukan super dalam ukuran, melainkan super dalam nutrisi. Brokoli ini memiliki kandungan glucoraphanin 2-3 kali lebih banyak daripada brokoli biasa. Glucoraphanin ialah nutrisi yang berguna membantu menyembuhkan penyakit jantung.

"Sayuran sudah merupakan obat. Ketika memakan brokoli ini, Anda bisa mengurangi kolesterol dalam darah," kata Richard Mitten, ketua tim pengembangan dari Institute for Food Research di Inggris. Glucoraphanin akan mencegah penyumbatan pada arteri.

Untuk menciptakan brokoli super ini, Mithen mengawinkan brokoli Inggris dengan brokoli Sicilian yang tak memiliki bunga di kepalanya, tetapi memiliki kandungan glucoraphanin tinggi. Brokoli hasil persilangan tersebut dibuat tanpa rekayasa genetik, dan kini telah dipatenkan.

Pengembangan brokoli ini sebenarnya sudah hal biasa. Di Inggris, pengayaan produk makanan dengan nutrisi lewat berbagai cara memang sudah hal umum, misalnya ada jus jeruk kemasan yang diperkaya kalsium dan jamur dengan ekstravitamin D. Di Indonesia sendiri telah banyak produk telur diperkaya omega 3.

Menanggapi pengembangan ini, Lars Ove Dragsted, pakar nutrisi dari Universitas Copenhagen, mengatakan, "Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa glucoraphanin sangat bermanfaat bagi pencegahan penyakit jantung dan kanker. Jadi, pengembangan yang dilakukan sah saja."

Namun, pakar pangan lainnya, Glenys Jones, dari British Medical Research Council, mengatakan bahwa memakan brokoli super takkan bisa memberikan efek besar. Bagaimanapun, pilihan gaya hidup, seperti tidak merokok dan olahraga, adalah yang paling penting.

Terlepas dari beragam tanggapan, saat ini Mithen dan rekan penelitinya tengah berusaha melakukan tes pada manusia tentang khasiat brokoli itu. Mereka akan membandingkan kesehatan jantung orang yang memakan brokoli itu dan yang tidak. Hasilnya akan digunakan untuk membuat iklan yang mempromosikan brokoli itu.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/10/26/1928289/Brokoli.Super.Tanpa.Modifikasi.Genetik

Sunday, October 23, 2011

Kemenhut perkenalkan mikoriza percepatan rehabilitasi hutan

Gorontalo (ANTARA News) - Kementrian Kehutanan (Kemenhut) Republik Indonesia perkenalkan jamur mikoriza untuk percepatan rehabilitasi hutan kepada masyarakat yang datang berkunjung ke pameran tekhnologi terkait dengan pelaksanaan Hari Pangan Sedunia ke XXI di Provinsi Gorontalo.

Kepala Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Badan Litbang Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, Didik Purwito, Sabtu, di Gorontalo mengatakan bahwa kerusakan hutan pasca pertambangan banyak terjadi dan membutuhkan solusi yang tepat.

Untuk menjawab itu maka Kementrian Kehutanan Republik Indonesia mencoba untuk mengembangkan sebuah tekhnologi baru terkait dengan persoalan rehabilitasi hutan pasca pertambangan.

"Yang sudah berhasil dikembangkan saat ini kita namakan dengan tekhonologi Biorehabilitasi Mikoriza," ujar Didik.

Dia menjelaskan, dasar pokok dari pengembangan Jamur Mikoriza tersebut adalah simbiotik mutualisme yang merupakan kerja sama saling menguntungkan antara tanaman hutan sebagai inang dan mikroba tanah.

Sistem kerja dari simbiotik mutulisme adalah inang dalam pertumbuhan hidupnya mendapatkan sumber makanan lebih banyak dari dalam tanah dengan bantuan penyerapan lebih luas dari organ-organ mikroba.

"Dengan kata lain, karena hanya inang yang berfotosintesa maka sebagai imbalannya mikroba tanah mendapatka aliran energi untuk hidup dan berkembang biak," kata Didik.

Dia mengemukakan, jamur mikoriza mampu memacu pertumbuhan banyak jenis tanaman kehutanan dan pertanian sehingga proses rehabilitasi bisa lebih menghemat waktu.

Saat ini kata Didik, jamur mikoriza baru diperkenalkan dan akan digunakan oleh sejumlah perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia.
(T.KR-MTO)

Editor: Priyambodo RH
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/281064/kemenhut-perkenalkan-mikoriza-percepatan-rehabilitasi-hutan

Thursday, October 20, 2011

Aturan Transgenik Abaikan Prinsip Kehati-hatian

JAKARTA, KOMPAS.com - Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan, dan Penarikan Varietas, mengabaikan prinsip kehati-hatian.

Demi kepentingan jangka pendek dan investor, Menteri Pertanian dinilai tidak memedulikan dampak serius produk rekayasa genetika pada lingkungan dan kesehatan warganya.

Hal ini mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan Tejo Wahyu Jatmiko (koordinator Aliansi untuk Desa Sejahtera), Henri Subagiyo (Direktur Eksekutif Indonesian Center for Enviromental Law/ICEL), dan Huzna Zahir (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), Kamis (20/10/2011) di Jakarta.

"Prinsip Kehati-hatian merupakan prinsip dasar dalam menangani produk hasil rekayasa genetik, dengan diakuinya potensi dampak lingkungan, sosial ekonomi, dan kesehatan. Sangat jelas, hal ini tidak menjadi roh dari permentan itu. Alasan demi menerapkan amanat MP3EI yang berpihak pada investor, membuat Menteri Pertanian berani mengabaikan kepentingan publik. Ini jelas salah," ucap Tejo.

Ia menunjukkan, pemerintah tidak mau belajar dari kesalahan 10 tahun lalu saat pelepasan kapas transgenik milik Monsanto yang merugikan petani dan gagal memenuhi janji.

"Perlu diingat saat itu keputusan juga dilakukan tergesa-gesa, dan sembunyi-sembunyi untuk memfasilitasi kepentingan perusahaan," katanya.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/10/20/17374561/Aturan.Transgenik.Abaikan.Prinsip.Kehati-hatian

Wednesday, October 19, 2011

BioPharma Asia Convention 2012


5th Annual BioPharma Asia Convention 2012 is the largest gathering of international pharmas, biotechs, research institutions and partners in Asia.

At BioPharma Asia Convention 2012, we will bring together 4,000 senior executives from the entire Asian biopharmaceutical value chain at your fingertips. From R&D, clinical trials to manufacturing, finding the right partner for your business has never been easier.

You will meet the most important and influential decision makers in Asia and internationally. Learn from top global and Asian companies on their successful partnership models in the region. Hear directly from Pfizer, GSK, Bayer Healthcare, Astellas, Takeda and more, on how you can make your business in Asia successful.

Visit our website at www.terrapinn.com/biopharma to-get your copy of our latest agenda and to find out who you will meet at this event.

Come to 5th Annual BioPharma Asia Convention 2012 and learn how to:
• Develop your business strategy in Asia
• Invest in innovative lifescience companies in Asia
• License your innovations and strike up successful partnerships
• Enhance manufacturing efficiency through best practices and proven technologies
• Expedite drug discovery through innovative technologies, ideas and best practices
• Conduct clinical trials effectively and achieve cost efficiency across Asia
• Develop strategic supply chain to enhance customer value and reduce costs
What you can expect at BioPharma Asia Convention 2012?
Immense yourself in the most conducive partnering environment as we bring together Asian and global executives that matter all under one roof!

Customise your learning experience with 6 strategic conferences, 2 focused summits, 10 workshops and 90 exhibition seminars. This strategic event will attract key stakeholders from the entire biopharmaceutical value chain covering drug discovery, clinical trials, manufacturing, licensing, supply chain and distribution.

6 Conferences:
• Pharma Partnering and Investment World Asia
• Biologic Manufacturing World Asia
• Pharma Manufacturing World Asia
• Pharma Trials World Asia
• Drug Discovery World Asia
• Pharma and Biotech Supply Chain World Asia

2 Summits:
• Preclinical World Asia
• Contract Manufacturing World Asia

We have also prepared:
• 10 workshops
• 90 exhibition seminars
• 1 exhibition showcase
• 100+ poster presentations

Find out more about BioPharma Asia Convention 2012 by visiting our website at www.terrapinn.com/biopharma

LIMITED OFFER!
Save more than $GD1600 when you register before 31 December 2011 and enjoy the early bird discounts. Hurry and register before prices increase in 2012! Contact Huisan Soh at +65 6322 2770 or email huisan.soh@terrapinn.com

PROGRAMS FOR 2012- 2013 STUDY YEAR AMERICAN INDONESIAN EXCHANGE FOUNDATION (AMINEF) FULBRIGHT PROGRAMS

The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), established in 1992, is a bi-national non-profit foundation that administers the Fulbright Program in Indonesia. Fulbright and related programs through AMINEF annually award more than 160 scholarships to Americans and Indonesians to study, teach, or conduct original research in a variety of disciplines. Please consult the AMINEF website (www.aminef.or.id) or periodic announcements and leaflets for specific program requirements, criteria for selection, and application deadlines. Grants are competitive, comprehensive, and generally cover tuition and fees, textbook allowance, monthly maintenance, international airfare, and health insurance.FULBRIGHT


PROGRAMS FOR INDONESIANS

General Program Description

The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) annually offers Fulbright scholarships to study in the United States. The primary focus of the Fulbright Program in Indonesia is to promote mutual understanding between the Republic of Indonesia and the United States of America through educational exchange and academic scholarship. Fulbright scholarships are available to Indonesian citizens with the appropriate qualifications as stipulated in the program descriptions listed below.

General Requirements for All Programs:

* leadership qualities
* a good understanding of Indonesian and international cultures
* a demonstrated commitment to the chosen field of study
* a willingness to return to Indonesia upon completion of the Fulbright program.

Please note : Clear and concise written a Study Objectives and Research Proposals are extremely important factors in being considered for all Fulbright Programs.

Important Required Testing Information

At the time of application, only an Institutional TOEFL score is required. If selected, Master's and Ph.D candidates must take the official IBT TOEFL test, the Graduate Record Examination (GRE for all fields except Law and Business) or Graduate Management Admission Test (GMAT for business administration, finance, accounting).



Fulbright Student Program Alumni

Fulbright student program alumni are not eligible to apply to get a second student grant.

Community College Initiative Program

This international educational exchange program enables individuals from Indonesia to study at a community college in the United States to develop professional skills. Eligible fields are Business Management and Administration; Tourism and Hospitality Management; Health Professionals, including Nursing; Media; Information Technology; Agriculture, and Engineering Science. Applicant must :

* have completed a secondary school education (High School Diploma)
* have relevant work experience or be currently working in the field in which they are applying
* have English language skills that provide a basis for enrolling in academic coursework following approximately 6 months of intensive English language study in the U.S.
* submit a complete application
* a minimum Institutional TOEFL score 500 or TOEIC score 650 (only scores less than 2 years old are valid)

Deadline: October 26, 2011

Note: Preference wil be given to applicants with High School Diploma. Appicants with D1, D2 or D3 degrees may apply. Applicants with a Bachelor's Degree (S1) are eligible if they are applying in a field different from the field of their degree and have relevant work experience in the field for which they are applying. Aplicants with MA or Ph.D degrees are not eligible to participate.

Tuesday, October 18, 2011

Menghemat Gas dengan "Green Flame"


KOMPAS.com - Industri katering selama ini melakukan pemborosan spiritus untuk pemanas makanan. Dibutuhkan solusi yang tepat agar bahan bakar yang diproduksi dari methanol yang terbuat dari sintesis natural gas alam ini tidak mudah menguap, praktis, higienis, serta ekonomis. Untuk itulah Ahmed Tessario (Tessar) dan timnya dari Surabaya membuat sebuah penelitian yang menghasilkan sebuah produk bernama Green Flame. Penelitian ini memenangkan E-Idea Competition tahun 2011 yang diadakan British Council.

Green Flame menggunakan bahan dasar methanol yang diubah bentuk menjadi pasta atau gel dengan penambahan pengental, sehingga bahan bakar ini dapat dipakai lebih lama minimum 2 kali dibandingkan pemakaian spiritus. Hal ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan pemborosan methanol dari sintesis gas alam.

Methanol yang berbentuk pasta atau gel ini kemudian dikemas didalam kaleng yang berasal dari kaleng bekas susu dan kaleng bekas tuna. Tessar merasa perlu untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang sehingga dapat meminimalisir jumlah sampah yang ada saat ini. Untuk pemakaiannya, kaleng green flame hanya dibuka dan dibakar dan akan bertahan selama 2 hingga 3 jam untuk pemanas makanan. Apabila ingin dimatikan, dapat ditutup dengan penutup green flame.

Pada bulan Mei sampai agustus, Green Flame terjual sebanyak 20.000 kaleng yang setara dengan 2.500 liter Methanol. Padahal jika menggunakan spiritus dengan kebutuhan yang sama, maka akan menghabiskan methanol sebesar 4.292 Liter. Artinya produk ini mampu menghemat jumlah methanol sebanyak 1.792 Liter methanol atau setara dengan 1.038 kilogram natural gas.

Dalam memproduksi Green Flame, Tessar dan timnya banyak bekerja sama dengan penduduk sekitar, yaitu untuk mengumpulkan kaleng bekas susu, tuna maupun kaleng sejenis lainya. Mereka bekerja sama dengan para pemulung sampah dan para cleaning servis gedung pernikahan di Surabaya.

"Kami juga menggunakan prinsip sosiopreneur didalam proyek bisnis ini, yaitu untuk melakukan pencucian kaleng bekas dan pengemasan Green Flame, kami bekerja sama dengan anak-anak kurang mampu yang berada di daerah Asem Payung, Sukolilo, Surabaya. Kami menganggap dengan memberdayakan penduduk sekitar, paling tidak kami dapat membantu meningkatkan pendapatan penduduk tidak mampu di Surabaya," ungkap Tessar dalam wawancara via email.

Kesulitan pada awal bisnis ini adalah dalam mencari bahan baku yang murah, sehingga para pelanggan dapat membeli produk ini dengan harga dibawah harga spiritus, seperti kaleng dan methanol. Untuk modal kerja juga menjadi kendala di awal karena untuk dapat menjual dengan angka yang besar maka modal juga harus besar. Oleh karena itu Tessar dan timnya mencoba dari modal yang kecil dulu dengan harapan bisnis ini akan menjadi raksasa seiring berjalannya waktu.

"Mungkin yang paling sulit adalah untuk melakukan edukasi pasar, karena produk ini bisa dikatakan baru maka kami harus mengajarkan dan melakukan pembelajaran kepada pelanggan tentang penggunaan produk, manfaat dan efek jangka panjang yang akan mereka dapatkan. Oleh karena itu penting sekali bagi para pelanggan dan pengguna produk Green Flame untuk ikut peduli akan lingkungan dan faktor lingkungan selain juga memikirkan tentang harga produk yang harus murah," tambah Tessar.

Proyek ini sudah Tessar mulai sejak dua bulan sebelum mengikuti E-Idea Competition. Proyek ini mendapatkan award spesial dan tim mendapatkan hadiah iPad dari British Council. Selain itu, tim ini juga mendapatkan kesmepatan untuk mengikuti mentorship yang berkelanjutan serta seminar-seminar seputar Climate Change yang diadakan Bristich Council.

"Kami merasa sudah mendapatkan apresiasi yang luar biasa, ditambah lagi kesmepatan akses ke media, sehingga mempermudah kami melakukan edukasi pasar dan promosi sehingga produk ini bisa dipakai oleh seluruh industri katering, hotel dan restoran prasmanan di Indonesia. Bahkan juga bisa dipakai oleh para pendaki gunung sebagai bahan bakar alternative," ungkap Tessar.

Tessar menambahkan, setelah E-Idea, proyek ini akan terus dilanjutkan hingga bisa di distribusikan ke seluruh dunia. Tessar dan timnya berharap bisa membuka banyak cabang dan distributor sehingga bisa juga di produksi didaerah lain dengan memperkerjakan teman-teman yang kurang mampu.

Bisa dibayangkan apabila seluruh katering Surabaya saja yang berjumlah 187 katering ini menggunakan Green Flame minimal sebanyak 350 kaleng, maka gas alam yang sudah dapat dihemat sebesar 6.524 kilogram natural gas setiap bulannya.

"Kami bermimpi kelak produknya akan digunakan di seluruh kota di Indonesia dan seluruh dunia dan menjadi solusi penghematan bahan bakar alternatif. Selain itu, apabila bisnis ini dapat diproduksi juga di kota lain, maka teman-teman yang kurang mampu bisa direkrut sebagai pegawai dan dapat menjadi solusi pekerjaan bagi penduduk Indonesia yang masih banyak kekurangan," tutup Tessar.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/10/17/11490692/Menghemat.Gas.dengan.Green.Flame

Protein Nanopartikel untuk Penyembuhan Luka Kronis


Kalbe.co.id - Para ilmuwan telah mengembangkan obat baru dengan biaya rendah dan berukuran nanometer untuk mengobati luka kronis termasuk diabetes atau luka bakar. Peneliti di Universitas Hebrew di Jerusalem dan Harvard Medical School diketuai Yaakov Nahmias, ilmuwan bioteknologi melakukan rekayasa genetika untuk menghasilkan protein robotic yang merespons suhu.

Sirkulasi darah yang buruk akibat diabetes sering mengakibatkan luka kulit yang tidak sembuh, menimbulkan rasa sakit, infeksi, dan bisa berujung pada amputasi.

Beberapa jenis protein, yang disebut faktor pertumbuhan, telah ditemukan untuk mempercepat proses penyembuhan, sesuai dengan laporan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi Februari 2011.

Namun, pemurnian protein ini terbilang mahal dan mereka tidak bertahan lama pada luka, menurut pernyataan peneliti Harvard.

Mengapa suhu? Karena peningkatan suhu menyebabkan puluhan protein ini bergabung atau seperti terlipat ke dalam nanopartikel yang ukurannya 200 kali lebih kecil daripada sehelai rambut.

Proses ini sangat menyederhanakan pemurnian protein sehingga sangat murah untuk diproduksi. Ini juga memungkinkan bagi protein tersebut untuk tetap berada pada luka bakar.

Kini, obat ini masih dikembangkan peneliti sebagai percobaan. Tapi, telah dipatenkan dan telah digunakan untuk mengobati luka kronis pada tikus penderita diabetes. Pada tikus, obat ini secara dramatis mampu meningkatkan penyembuhan. Menurut rencana, uni coba kilinis akan dilanjutkan dan dilakukan terhadap manusia setelah menjalani beberpa evaluasi.

Sumber : http://www.kalbe.co.id/?mn=news&tipe=detail&detail=21000

Indonesia Terbuka terhadap Tanaman Bioteknologi


JAKARTA - Pemerintah memberikan sikap positif dan terbuka terhadap tanaman bioteknologi atau rekayasa genetika (genetically modified organism/GMO) untuk dikembangkan di Indonesia guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Bayu Krisnamurti di Jakarta, Senin, mengatakan, selama ini Indonesia telah mengimpor produksi pertanian hasil rekayasa genetika tersebut seperti kedelai dan jagung.

"Kira-kira 80-90 persen kedelai yang kita impor itu GMO. Beberapa negara sudah menggunakan benih GMO, bahkan Eropa yang selama ini menentang penggunaan GMO tapi beberapa negara sudah memanfaatkan teknologi ini," ujarnya di sela seminar Perspektif Global Tanaman Biotek/Rekayasa Genetika: 2010.

Menurut dia, penelitian tanaman GMO yang sudah selesai dilakukan adalah tebu dan jagung, sedangkan untuk padi baru akan dilakukan pada 2013-2014, yakni untuk golden rice.

Di Indonesia, tambahnya, sudah diimplementasikan teknolgi rekayasa genetika seperti tebu dan jagung yang dikaitkan dengan hibridanya.

"Pemerintah sekarang mengambil posisi yang sangat terbuka tentang kemungkinan penggunaan transgenik untuk pengembangan ini. Karena bisa dikatakan sudah 148 juta hektar di seluruh dunia tahun 2010 yang menanam Genetically modified organisme tersebut," katanya.

Bayu mengatakan, Indonesia membutuhkan terobosan teknologi baru, apalagi sejak jaman revolusi hijau seperti penggunaan benih, pupuk dan lainnya selama itu belum ada terobosan teknologi baru dan bioteknologi sepertinya menjanjikan.

Seperti halnya Argentina, 100 persen pangannya sudah menggunakan teknologi GMO ini.

Meskipun pemerintah sangat terbuka dengan teknologi ini, namun Wamentan menyatakan, jangan tergantung pada beberapa perusahaan atau beberapa negara saja.

Tanaman dengan teknologi ini sementara ini jika dalam skala besar harus diimpor, sementara yang ada di Indonesia saat ini masih skala kecil. "Ini pilihan yang harus kita buat bagaimana caranya untuk mempercepat itu," katanya.

Selain itu juga perlu diperhatikan mengenai keamanan, perlindungan kepada petani maupun terhadap perusahaan yang mengeluarkan benihnya. (tk/ant) Senin, 14 Maret 2011 | 19:55 :

Sumber : http://www.investor.co.id/agribusiness/indonesia-terbuka-terhadap-tanaman-bioteknologi/7636

Masa Depan Bioteknologi Indonesia

Oleh dr. Boenjamin Setiawan Ph.D

Bioteknologi di seluruh dunia sedang menjadi primadona untuk penelitian dan menjadi incaran para investor karena diperkirakan akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi.Terutama dengan berhasilnya dilakukan kioning oleh para ilmuwan Inggris dan proyek genom manusia yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2003.
Indonesia sebetulnya merupakan lahan yang sangat baik untuk mengembangkan industri bioteknologi mengingat di milikinya keanekaragaman hayati yang sangat besar, dan tersedianya sumber bio-energi yang relatif murah dan berlimpah seperti molasses dan tapioka yang dapat dikonversi menjadi glukosa.

Tetapi untuk dapat memanfaatkan keuntungan alamiah yang tersedia, diperlukan sumber daya manusia terdidik, terlatih dan yang berpengalaman dalain bioteknologi. ini yang tidak kita miliki. Beberapa gelintir ilmuwan bioteknologi yang ada, ke banyakan bukan melakukan penelitian tetapi terlalu disibukkan dengan pekerjaan administratif di universitas atau lembaga pemerintah.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan visi 2020 pengembangan industri bioteknologi Indonesia. Arah dan tujuan yang ingin dicapai 25 tahun yang akan datang, strategi pencapaiannya dan rencana kerja tahunan bersama tolok ukur/parameter untuk terus dapat memonitor dan mengevaluasi derajat keberhasilan pencapaian tujuan. Sebaiknya kita konsentrasi dalam 4 bidang industri bioteknologi, yaitu;
1. Bioteknologi pangan/pertanian/peternakan/perikanan/hortikultur
2. Bioteknologi kesehatan, terutamaobat, vaksin dan diagnostik
3. Bioteknologi industri
4. Bioteknologi lingkungan

Artikel Lengkap Klik

Ilmuwan Korsel Sukses Kloning Anjing Hutan


KOMPAS.com — Hwang Woo Suk, ilmuwan asal Korea Selatan, sukses mengembangkan delapan coyote (sejenis anjing hutan) kloning. Ia menunjukkannya "hasil karyanya" itu kepada publik Senin (17/10/2011).

Pengembangan anjing hutan kloning ini adalah hasil proyek Hwang yang didanai oleh pemerintah provinsi Gyeonggi dengan Kim Moon Soo sebagai gubernurnya.

Untuk melakukan kloning, pejabat kantor Kim mengatakan bahwa Hwang mengambil sel kulit anjing hutan. Selanjutnya, Hwang mentransplasikan sel kulit tersebut ke sel telur anjing yang telah dihilangkan intinya. Hasil kloning pertama berhasil dilahirkan pada 17 Juni lalu sementara yang lain menyusul.

Seluruh hasil kloning kini dikirim ke suaka margasatwa Pyeongtaek, 50 km selatan Seoul. Keberhasilan kloning ini bagi Hwang bukan pertama kalinya. Tahun 2005, ia berhasil mengkloning anjing bernama Snuppy.

Korea Selatan telah sukses mengembangkan kloning serigala, sapi, kucing, anjing dan babi. Seluruh hasil kloning rencananya akan didistribusikan ke kebun binatang di Korea Selatan. Selain itu, anjing hutan kloning juga akan dilatih untuk hidup di alam bebas layaknya anjing hutan biasa.

Hwang merupakan salah satu pakar sel punca Korea Selatan. Ia sempat diagungkan berkat publikasi di jurnal Science tentang keberhasilannya mengembangkan sel punca dari embrio manusia. Namun, akhirnya reputasinya ternoda. November 2005, ia didakwa melanggar etika penelitian karena menerima sel telur dari staf penelitinya.

Tahun 2006, setelah diselidiki, penelitiannya ternyata hoax, tak ada sel punca yang berhasil diciptakan. Tahun 2009, Hwang menerima hukuman selama 2 tahun akibat pelanggaran etika penelitian. Meski salah satu penelitian Hwang adalah hoax, penelitian-penelitiannya yang lain telah diakui kebenarannya. Anjing Snuppy, misalnya, telah dikonfirmasi benar adanya.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/10/18/12345038/Ilmuwan.Korsel.Sukses.Kloning.Anjing.Hutan

Nuklir Indonesia tidak untuk senjata

Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) menegaskan bahwa teknologi nuklir di Indonesia tidak akan dimanfaatkan untuk kepentingan pembuatan senjata.

"Pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia tidak akan digunakan untuk kepentingan membuat senjata perang, tetapi lebih ditujukan untuk kepentingan perdamaian dan kesejahteraan manusia," kata Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Hudi Hastowo, usai peresmian Zona Nuklir di Taman Pintar Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, Indonesia telah memiliki peraturan perundang-undangan tentang pemanfaatan teknologi nuklir, salah satunya mengatur bahwa nuklir tidak akan digunakan untuk kepentingan membuat senjata tetapi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selama ini, lanjut dia, hasil riset yang dilakukan Batan untuk pemanfaatan teknologi nuklir telah mampu memberikan manfaat kepada masyarakat di berbagai bidang.

Di bidang pertanian, Batan telah mampu menghasilkan benih unggul untuk padi sebanyak 16 varietas, sorgum dan kedelai karena selama ini Indonesia masih mengimpor bahan utama pembuatan tempe itu.

Batan, dikatakannya, juga menemukan formula pakan ternak yang mampu meningkatkan bobot hewan ternak dengan lebih baik, serta membuat pakan ternak menjadi lebih awet.

Di bidang kesehatan, menurut dia, teknologi nuklir juga telah dimanfaatkan untuk membantu menyembuhkan penderita gondok, seperti yang pernah dilakukan kepada masyarakat di lereng barat Gunung Merapi.

"Teknologi nuklir ini juga pernah digunakan untuk mendeteksi air tanah dalam seperti yang dilakukan di Klaten, Malang, Madura dan di Gunung Kidul dalam proyek Bribin," katanya.

Mengenai rencana pembuatan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), Hudi mengatakan, belum ada tindak lanjut atas rencana pembuatan pembangkit listrik tersebut.

"Terlebih, setelah ada bencana gempa bumi di Jepang yang menyebabkan kebocoran reaktor nuklir Fukushima. Rencana itu kini masih tertunda, padahal sebelumnya penerimaan masyarakat cukup baik," katanya.

Batan, lanjut dia, akan tetap menyiapkan sumber daya manusia dan peningkatan penguasaan teknologi karena telah ada amanah dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang.

Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) rencananya akan dibangun di kawasan Tanjung Ular Muntok Bangka Barat yang akan dilanjutkan dengan tahap studi kelayakan lokasi.
(T.E013/R010)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2011
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/279952/nuklir-indonesia-tidak-untuk-senjata

Ilmuwan Ukraina kembangkan bakteri pemusnah bom


Sevastopol, Moskow (ANTARA News/RIA Novosti-OANA) - Ilmuwan asal Ukraina mengembangkan teknologi pemusnah bahan peledak yang unik menggunakan bakteri, kata peneliti Gennady Baranov.

Bakteri tersebut memerlukan 15 hingga 115 hari untuk "mengubah" bahan peledak menjadi pupuk penyubur, kata peneliti yang bekerja sama dengan Laboratorium Biokimia di Institut Tenaga Nuklir Sevastopol itu.

"Teknologi itu terdiri dari susunan organik yang memakan peledak dan bahan kimia sehingga menghasilkan pupuk penyubur asli," kata Baranov.

Ia menimpali, "Kita bisa memusnahkan amunisi dari Perang Besar (Perang Dunia Kedua) secara efektif di lapangan dengan menaburkan campuran tersebut kepada peluru artileri kemudian bakteri tersebut langsung memakan bahan peledak dan meninggalkan kandungan logam sehingga dapat didaur ulang."

Teknologi tersebut telah dipatekan, namun komposisinya dirahasiakan, ujar Baranov.
(Uu.SDP-12/H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/279849/ilmuwan-ukraina-kembangkan-bakteri-pemusnah-bom

Saturday, October 08, 2011

RI adopsi teknologi genetika ikan Norwegia


JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengadopsi teknologi perbaikan genetika untuk bibit ikan dari Norwegia mulai tahun depan untuk mempercepat proses pembesaran ikan.

Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Ketut Sugama mengatakan Norwegia unggul dalam memproduksi ikan salmon dan trout melalui penerapan teknologi canggih. Ikan trout hidup di dalam air yang sejuk, bersih, dan tinggi kandungan oksigen.

"Mereka kan unggul di salmon dan trout [yang tidak dapat dibudidaya di Indonesia] di laut, maunya kita mengadopsi teknologi [Norwegia] untuk memperbaiki struktur genetika ikan. Kalau saat ini [ikan salmon] untuk membesarkan ikan dengan bobot 1 kg butuh waktu 3 tahun. Jika diperbaiki gentiknya, untuk 1 kg butuh waktu 1 tahun bahkan hanya 6 bulan," ujarnya seusai acara Seminar Kerja Sama Indonesia-Norwegia tentang Aquaculture hari ini.

Jika alih teknologi tersebut dapat diterapkan di Indonesia, kata dia, maka akan berdampak pada peningkatan produksi ikan.

Proses genetika yang diterapkan pada ikan salmon di Norwegia itu, menurut Ketut, dapat diterapkan di Indonesia untuk ikan kakap putih. Indonesia tidak memproduksi ikan salmon. "Untuk menghasilkan bobot 1 kg kakap putih, maka hanya butuh waktu 1 tahun, bahkan diharapkan hanya 6 bulan."

Dia menegaskan kerja sama Indonesia dengan Norwegia dalam bidang perikanan budi daya meliputi perbaikan genetika, pakan ikan, dan faksin untuk penyakit tertentu.

Menurut dia, harga pakan tersebut lebih mahal, tetapi akan dapat mepercepat proses pembesaran ikan, yaitu 1 kg pakan bisa menaikkan bobot ikan menjadi lebih dari 1 kg. Hal itu, kata dia, dapat dilakukan melalui teknologi probiotik, di mana pakan ikan diberikan bakteri untuk mempermudah proses penguraian, sehingga bagian yang dibuang lebih sedikit.

Kerja sama itu, kata dia, merupakan pemerintah dengan pemerintah (G2G). Lalu, ke depan, teknologi tersebut dapat ditransfer ke pebudidaya ikan dan pengusaha perikanan di Tanah Air.

Teknologi lain dari Norwegia yang menarik, lanjutnya, untuk dapat mengukur oksigen yang dihasilkan dari rumput laut atau hutan bakau. Kerja sama itu akan berlangsung selama 2 tahun. "Saya akan mengajukan kerja sama itu selama 5 tahun." (sut)

Sumber : http://www.bisnis.com/articles/ri-adopsi-teknologi-genetika-ikan-norwegia

Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi

Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...