Thursday, May 10, 2012

2nd Annual meeting of hypoxia and oxidate stress studies

Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran U1 akan  2nd menyelenggarakan acara Annual Meeting of Hypoxia and Oxidative Stress Studies dengan tema: "Understanding of Molecular Adaptive Responses to Hypoxia,Oxidative Stress and Role ofAntioxidant" pada tanggal 14 JuJi 2012 bertempat di Aula
Fakultas Kedokteran UI.

Contact
 Department of Biochemistry & Molecular Biology Faculty of Medicine Universitas Indonesia JI.Salemba Raya no. 6 Jakarta. Phones: 021-3910734. Fax: 021-3910191 Email: biokimiafkui@gmail.com

 REGISTRATION FEE
Before June 2012 :Rp . 200.000,After
June 2012 & onsite :Rp 300.000,

METHOD OF PAYMENT
CASH :Erna Karnasih/Nia Kurniasih in Department of Biochemistry and Molecular Biology FMUI, or BANK TRANSFER : BNI Depok branch account no. 0245868784, dr. Ninik Mudjihartini, send copy of bank transfer and registration form to fax. 021-3910190 or email to: biokimiafkui@gmail,com

Riset - Kalbe Science Award 2012

RKSA 2012 adalah program yang ditujukan untuk memberikan apresiasi kepada Peneliti Indonesia yang memiliki dedikasi dan telah bekerja keras dalam menghasilkan karya penelitian di bidang kesehatan. Bidang kajian peneliti yang dapat disertakan dalam seleksi penerima penghargaan RKSA 2012 meliputi :

Bahan obat/sediaan obat (Bioteknologi, Kimia Medisinal, Kimia Bahan Alam/Teknologi Farmasi)
Diagnostik dan Metode Pengobatan
Pangan Fungsional

Kategori Penghargaan RKSA 2012

Young Scientist Award : diberikan kepada peneliti muda indonesia yang berprestasi atas kiprahnya dalam melaksanakan berbagai penelitian dan telah memberikan pengaruh positif dalam bidang life sciences dan teknologi yang terkait dengan kesehatan
Best Research Awards : diberikan untuk hasil penelitian terbaik pada bidang - bidang penelitian yang ditentukan yang memberikan pengaruh positif dalam bidang life science dan teknologi terkait dengan kesehatan

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan unduh dibawah ini

http://pusbindiklat.lipi.go.id/wp-content/plugins/download-monitor/download.php?id=35

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan IV

"Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan IV" oleh Balai Besar Penehtian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan dengan tema "lnovasi Teknologi Pengolahan Produk dan Bioteknologi dalam Mendukung Industrialisasl Kelautan dan Perikanan" yang akan diselenggarakan pada :

  • hari/tanggal : Kamis/30 Agustus 2012
  • waktu : 08.00 WIB -selesai
  • tempat :Aul. Sofyan Ilya
Balai Besar Penehtian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan JL K.S. Tubun, Pelamburan VI. Jakarta l0260

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Nurhayali (0856-92068358) dan Sitl Nurbaity KA (0813 1014-6049) 
URL: http://bbrp2b.kkp.go.id/semnas/

International Conference on Biotechnologi - LIPI 2012

To many people biotechnology may only be all about cloning and genetically modifying organisms, but in recent years biotechnology has proven itself to be so much more. Defined as “Any technological application that uses biological systems, living organisms, or derivatives thereof, to make or modify products or processes for specific use” by The United Nations Convention on Biological Diversity, biotechnology basically involves the process of utilizing natural resources to make products. Different varieties of flora and fauna from land and marine origins as well as abundant numbers of microorganisms are potential resources that can be developed into sources of food, drugs and alternative renewable energy through biotechnology.

As a research center that focuses immensely in biotechnology research, advances and applications, the Research Center for Biotechnology recognizes the vital role of biotechnology application in many fields that include agriculture, health, environment and industry. We also understand that biotechnology has become an imperative tool in transforming humble raw materials into products that can be used in everyday life. As such we would like to host a two-day conference that aims to bring together experts and various stakeholders from the public and private sectors.

Here we are giving the opportunity for them to share and discuss the recent advances in biotechnology and how biotechnology has contributed to optimizing the utilization of natural resources towards applications at commercial and industrial levels. In the view of the theme “Biotechnology – Bridging Biodiversity to Industry”, the topics of discussion will cover not only updates on techniques and research innovations but also research design and the process taking place in converting raw materials or resources into a final product. Furthermore, it is expected that participants can gain insight on the commercialization process of research as well as the research planning and design towards industrial applications.

 Info : http://www.icblipi2012.org

Seminar Nasional "Ekplorasi dan Inovasi sumber Protein untuk Penguatan Sains dan Teknologi, 6-8 Juli 2012, Universitas Jember

Asosiasi profesi Indonesian Protein Society (IPS) akan menyelengggarakan Kongres pertamanya dan Seminar Nasional bertema "Eksplorasi dan Inovasi Sumber Protein untuk Penguatan Sains dan Teknologi ", adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut: Hari/tanggal : Jumat-minggu / 6-8 Juli 2012 Tempat : Universitas Jember Informasi lebih lengkap tentang kegiatan ini terdapat dalam brosur yang kami lampirkan atau dapat mengakses website dengan alamat http://indonesianproteinsociety.wordpress.com/

Workshop Nasional Unggas Lokal

Puslitbang Peternakan akan menyelenggarakan Workshop Nasional Unggas Loka! dengan tema " Pengembangan Peran Unggas Lokal dalam Industri Perunggasan Nasional ". 'Workshop akan diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2012, di Jakarta Convention Center, Jakarta, bersamaan dengan penyelenggaraan INDO LIVESTOCK 2012 EXPO & FORUM. Jumlah peserta dibatasi 75 orang. CONTACT PERSONS Soni Sopiyana, MP (081310308807), email: soni_sopiyana@yahoo.com Cecep Hidayat, S.Pt (081318916757), email: hidayat_c2p@yahoo.com

Friday, May 04, 2012

Belum Ada Eksplorasi Mikroba Goa

CIBINONG, KOMPAS.com — Kawasan karst menarik perhatian para peneliti. Riset laba-laba, ikan, dan serangga tanah sudah dilakukan. Beberapa spesies baru dari goa-goa di Indonesia telah ditemukan dan dipublikasikan. "Yang belum dilakukan di Indonesia adalah penelitian mikrobiologi goa," kata Yayuk R Suhardjono, peneliti zoologi kawasan karst, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Menurut Yayuk, di negara-negara yang mayoritas beragama Hindu dan Buddha, seperti India dan Thailand, banyak tempat ibadah berada di dalam goa. Riset mikrobiologi dilakukan untuk mendeteksi mikroba yang merusak dinding batu dan patung pemujaan. "Di Indonesia, mikroba goa belum tersentuh. Padahal, ada banyak mikroorganisme, seperti jamur, dan pasti ada bakteri," kata Yayuk dalam Lokakarya "Ekosistem Karst untuk Kelangsungan Hidup Bangsa" di LIPI Cibinong, Kamis (3/5/2012). Yayuk mengungkapkan, bukan tidak mungkin ditemukan jenis baru mikroba yang punya potensi ekonomi, seperti kemampuan menghasilkan bahan obat. Menurut dia, peneliti mikrobiologi perlu melirik kawasan karst, terutama goa. Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/03/20163082/Belum.Ada.Eksplorasi.Mikroba.Goa

Antirayap Alami dari Tanaman Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengendalian rayap selama ini dilakukan dengan bahan kimia. Pembasmiannya juga fokus pada perlakuan kayu. Akibatnya, pembasmian rayap kadang mengorbankan serangga lain serta merugikan manusia. Peneliti dari Balai Litbang Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Sulaeman Yusuf, mengembangkan bahan antirayap alami, ramah lingkungan dan selektif untuk memperbaiki cara pengendalian rayap. "Bahan ini membasmi khusus rayap, tidak serangga lain. Selama ini dalam pengawetan kayu, kayunya yang diawetkan. Sekarang, serangganya yang kita kendalikan," papar Sulaeman. Menurut Sulaeman, antirayap yang selektif diperlukan untuk memperkecil efek lingkungan pendendalian rayap. Di samping itu, hanya beberapa jenis rayap saja yang sebenarnya merusak kayu dan bangunan. Tercatat, jenis rayap yang merusak bangunan adalah Coptotermes gestroi, C. curvignatus, Schedorhitotermes javanicus, Macrotermes gilvus, Microtermes spp. dan Cryptotermes cynocephalus. Diantara beberapa spesies yang ditemukan di Indonesia, hanya 2 spesies yang menyerang bangunan, yakni Coptotermes gestroi dan C curvignathus. Jenis C. gestroi adalah yang paling ganas. Untuk mengembangkan bahan antirayap selektif, Sulaeman mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia. Beberapa jenis tanaman dan jamur sudah ditelitinya. Antirayap alami dipilih karena juga dipandang lebih ramah lingkungan. Bahan kimia antirayap tertentu, seperti aldrin dan chlordan, merugikan kesehatan dan bersifat karsonogenik. Eksplorasi Sulaeman menunjukkan bahwa alam Indonesia ternyata menyimpan bahan antirayap alami. dari puluhan jenis yang diteliti, ada lima jenis yang efektif mengendalikan rayap. Lima jenis tanaman tersebut adalah Bintaro (Carberra adollum dan Carbera manghas), Kecubung (Brugmansia candida), Antiaris toxicaria, Azadirachta nimba atau nimba dan tembakau (Nicotiana tabaccum). Bahan aktif yang membunuh rayap pada jenis tumbuhan tersebut adalah Azadirachtin pada nimba, Eugenol pada cengkeh, Certerin pada Bintaro dan nikotin pada tembakau. Bahan itu merusak kulit dan lambung rayap. "Kita akan cari lagi bahan aktifnya sehingga nanti bisa diproduksi," kata Sulaeman yang baru saja dilantik sebagai profesor riset bidang biomaterial pada rabu (18/4/2012). Menurut Sulaeman, bahan antirayap alami potensial untuk diproduksi. Apalagi, bahan alaminya sendiri tersedia melimpah di alam. "Misalnya bintaro, banyak sekali di pinggir jalan," ujar Sulaeman. "Nantinya kita mungkin bisa memproduksi pestisida alami yang bebas dalam bentuk spray, seperti obat nyamuk, untuk mengendalikan rayap," pungkas Sulaeman. Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/04/19/09023591/Antirayap.Alami.dari.Tanaman.Indonesia

LIPI Akan Selidiki Praktik Biopiracy

CIBINONG, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan mulai menyisir praktik biopiracy di Indonesia. Biopiracy adalah praktik eksploitasi sumber daya alam dan pengetahuan masyarakat tentang alamnya tanpa izin dan pembagian manfaat. Ide ini tercetus setelah kasus kecolongan publikasi yang dialami LIPI beberapa waktu lalu. Peneliti LIPI terlibat penemuan spesies baru tawon Megalara garuda dalam proyek kerjasama dengan University of California, Davis. Namun, namanya tak dicantumkan dalam publikasi. Bambang Prasetya, Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, mengatakan, steering committee kerjasama dengan UC Davis dari ITB (Institut Teknologi Bandung), Departemen Kehutanan dan LIPI sudah membicarakan ide penyisiran praktik biopiracy. Untuk menyisir, Bambang saat ditemui dalam Lokakarya "Ekosistem Karst Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa" di LIPI Cibinong, Kamis (3/5/2012) menerangkan, "Kami akan melihat publikasi penelitian dengan lokus Indonesia namun tidak ada peneliti Indonesia." Dengan cara tersebut, akan diketahui bahwa ada peneliti asing yang melakukan penelitian di Indonesia tanpa izin. Dengan melakukan penelitian tanpa izin, maka peneliti asing yang dimaksud sudah melakukan tindak biopiracy. Bambang mengatakan bahwa jika tindak biopiracy terbukti, maka LIPI sebagai scientific authority akan memberikan rekomendasi untuk pembuatan regulasi baru atau memperketat regulasi yang ada berkaitan dengan izin penelitian peneliti asing. Perguruan tinggi perlu sadar Rosichon Ubaidillah, peneliti serangga parasitoid dari Puslit Biologi LIPI mengungkapkan bahwa tindak biopiracy diduga sering berlangsung di Indonesia. Peneliti asing menawarkan kerjasama dengan perguruan tinggi di daerah atau peneliti secara pribadi tanpa izin. "Perguruan tinggi ini perlu sadar. Makanya perlu sosialisasi pada perguruan tinggi agar mengerti aturan kerjasama dengan asing," papar Rosichon yang menjadi pemberi nama spesies Megalara garuda. Menurut Rosichon, setiap orang harus berpikir bahwa peneliti asing yang meneliti dan mengambil spesies tanpa izin adalah pencuri, pelaku tindak biopiracy. Ia mengatakan, biodiversitas Indonesia harus dilindungi. Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/04/08175361/LIPI.Akan.Selidiki.Praktik.Biopiracy

Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi

Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...