Jakarta, Kompas -
Kebijakan pertumbuhan nol tenaga peneliti di Indonesia sejak krisis tahun 1998, menimbulkan dampak negatif bagi lembaga riset, termasuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hal itu, antara lain terlihat dari timbulnya kesenjangan yang lebar antara jumlah peneliti senior dan yunior.
Saat ini, dari sekitar 1.037 staf peneliti di LIPI, sekitar 55 persen berusia di atas 45 tahun. Di antaranya yang berkualifikasi APU (Ahli Peneliti Utama) baru delapan persen dari jumlah peneliti yang ada. "Jumlah ini masih dibawah batas ideal minimal bagi lembaga-lembaga penelitian, yaitu sekitar 10 persen," kata Kepala LIPI Prof Dr Umar A Jenie di Jakarta, akhir pekan lalu.
Karena itu, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pada tahun-tahun mendatang, LIPI tidak hanya berfungsi sebagai pusat riset, tetapi juga akan bertindak sebagai research school. Selain menghasilkan riset berkualitas tinggi, LIPI juga akan menghasilkan tenaga lulusan strata lanjut (S2 dan S3). Penyelenggaraan program ini akan bekerja sama dengan perguruan tinggi. Jumlah dan kualitas APU juga akan ditingkatkan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Dalam rangka HUT ke-37 LIPI, diselenggarakan acara pemberian Penghargaan Sarwono Prawirohardjo kepada Prof Dr Taufik Abdullah APU dan Prof Dr Sjamsul Arifin Ahmad. Selain itu, diadakan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture, menampilkan Dr Johanes Surya yang menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Nano Teknologi: Teknologi Terkini Menyambut Masa Depan".
Menurut Umar, program research school dilaksanakan dengan melibatkan tenaga ahli dari LIPI sendiri sebagai pembimbing dan dari perguruan tinggi, di antaranya dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Bagi calon mahasiswa, sesuai ketentuan Depdiknas, disyaratkan berusia di bawah 35 tahun dan mengajukan proposal penelitian. Proposal yang terpilih lewat seleksi mendapat dana penelitian masing-masing berkisar Rp 100 juta. (yun)
=======================
Info dari Kompas Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...
-
Minggu, 6 Desember 2015 11:29 WIB | 7.064 Views Buah persik. (Pixabay/Hans) Kunming (ANTARA News) - Penelitian fosil biji persik men...
-
MEDAN, JUMAT - Peneliti Universitas Sumatera Utara, Basuki Wirjosentono, mengenalkan plastik ramah berbahan hasil samping minyak sawit menta...
-
Oleh Cardiyan HIS Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan re...
No comments:
Post a Comment