YPERITE
Yperite, mungkin kita sudah pernah mendengar senyawa satu ini. Senyawa yang sangat terkenal dalam perang dunia I yang digunakan oleh tentara Jerman dalam menghadapi perancis. Istilah Yperite itu sendiri di ambil dari nama sebuah kota didaerah Belgia, Yper, yang terkenal karena menjadi salah satu pusat pertempuran perang dunia I, dan penggunaan senyawa ini menjadi lazin pada kala itu.
Yperite, bis(2-chloroethyl) sulfide) atau dikenal dengan Gas Mustard, adalah suatu senyawa berupa gas, tidak berbau, sangat racun, dan dapat menimbulkan iritasi kepada kulit dan jaringan tubuh lain dalam beberapa jam setelah terkena gas ini. Senyawa ini bersifat mematikan serta telah digunakan dalam perang sebagai senjata kimia dalam mengalahkan musuh, salah satunya pada saat perang antara Amerika dibantu sekutu-sekutunya melawan Irak. Pada tahun 1993, telah diputuskan bahwa mustard gas harus dihancurkan dan dilarang digunakan dalam peperangan. Celakanya, sampai saat ini, beberapa negara besar seperti Amerika dan Rusia masih menyimpan stok senjata kimia berbahaya ini dalam volume yang cukup besar.
ILMUWAN CEKO DAN PATEN DEGRADASI YPERITE
Prof. Jiri Damborsky dan tim dari Loschmidt Laboratories, Masaryk University, Brno, Republik Ceko, telah mengembangkan metode dalam degradasi senyawa Yperite ini. Dengan menggunakan suatu biokatalis yang berupa enzim, Yperite bisa didegradasi dalam bentuk thioglycol yang tidak toxic. Proyek pengembangan yang didukung NATO dan beberapa lembaga penelitian di Eropa telah mendapatkan sambutan positif dari berbagai kalangan (pemerintah, ilmuwan atau ekonom), dan enzim ini telah banyak dilirik oleh perusahaan enzim terkemuka untuk dijajaki kerjasama dalam produksi skala besar.
Rencana ke depan menjadikan dunia ini aman tanpa ada perang, dan tidak ada lagi penggunaan senjata kimia.
sumber : http://loschmidt. chemi.muni. cz/peg. [kutipan dari milis biotek]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...
-
Minggu, 6 Desember 2015 11:29 WIB | 7.064 Views Buah persik. (Pixabay/Hans) Kunming (ANTARA News) - Penelitian fosil biji persik men...
-
MEDAN, JUMAT - Peneliti Universitas Sumatera Utara, Basuki Wirjosentono, mengenalkan plastik ramah berbahan hasil samping minyak sawit menta...
-
Oleh Cardiyan HIS Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan re...
No comments:
Post a Comment