Kusmiati, Ni Wayan S.Agustini, I. N. K. Kabinawa, Djumhawan R.P, dan M. Afriastini
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong 16911, Indonesia
E-mail: kusmiati@lipi.go.id
ABSTRAK
Onggok merupakan limbah padat dari proses pengolahan tepung tapioka. Kandungan pati pada onggok masih tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber karbon yang baik dalam proses fermentasi. Kapang Aspergillus sering digunakan untuk memproduksi enzim yang menggunakan bahan baku singkong atau limbahnya. Peningkatan produksi enzim dapat dilakukan melalui optimasi kondisi fermentasi atau melalui peningkatan kemampuan galur mikroba untuk menghasilkan produk. Pada penelitian ini menggunakan media cair mengandung onggok 5% untuk produksi enzim selulase. Kapang yang digunakan yaitu Aspergillus niger dan Aspergillus awamori baik tipe liar maupun mutan. Mutasi terhadap galur liar dilakukan secara fisik dan kimia. Pemanenan dilakukan pada waktu fermentasi yang berbeda yaitu 3, 6 dan 9 hari. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan 2 galur Aspergillus berbeda mempengaruhi aktifitas CMCase. Proses mutasi mampu meningkatkan kemampuan aktifitas spesifik enzim CMCase hingga dua kali lipat dibandingkan Aspergillus tipe liarnya. Waktu fermentasi berbeda mempengaruhi aktifitas enzim CMCase, dan waktu optimum tercapai pada 3 hari inkubasi.
Kata Kunci: Onggok, Aspergillus niger, Aspergillus awamori, CMCase.
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong 16911, Indonesia
E-mail: kusmiati@lipi.go.id
ABSTRAK
Onggok merupakan limbah padat dari proses pengolahan tepung tapioka. Kandungan pati pada onggok masih tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber karbon yang baik dalam proses fermentasi. Kapang Aspergillus sering digunakan untuk memproduksi enzim yang menggunakan bahan baku singkong atau limbahnya. Peningkatan produksi enzim dapat dilakukan melalui optimasi kondisi fermentasi atau melalui peningkatan kemampuan galur mikroba untuk menghasilkan produk. Pada penelitian ini menggunakan media cair mengandung onggok 5% untuk produksi enzim selulase. Kapang yang digunakan yaitu Aspergillus niger dan Aspergillus awamori baik tipe liar maupun mutan. Mutasi terhadap galur liar dilakukan secara fisik dan kimia. Pemanenan dilakukan pada waktu fermentasi yang berbeda yaitu 3, 6 dan 9 hari. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan 2 galur Aspergillus berbeda mempengaruhi aktifitas CMCase. Proses mutasi mampu meningkatkan kemampuan aktifitas spesifik enzim CMCase hingga dua kali lipat dibandingkan Aspergillus tipe liarnya. Waktu fermentasi berbeda mempengaruhi aktifitas enzim CMCase, dan waktu optimum tercapai pada 3 hari inkubasi.
Kata Kunci: Onggok, Aspergillus niger, Aspergillus awamori, CMCase.
No comments:
Post a Comment