Adhita Sri  Prabakusuma, mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, berhasil  membuat kompor berbahan bakar bioetanol terbuat dari limbah buah salak.
"Bioetanol  sebagai bahan bakar pengganti minyak maupun elpiji terbuat dari limbah  buah salak yang cacat panen atau busuk," katanya  di Yogyakarta, Senin.
Ia  mengatakan selama ini, buah salak tidak layak jual tersebut dibuang  petani atau dibiarkan membusuk di pekarangan kebun salaknya.
"Di  Dusun Ledoknongko, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman yang merupakan salah  satu sentra penghasil salak dihasilkan sekitar 1-3 ton limbah salah  dalam satu bulan," katanya.
Menurutnya, dari 10 kilogram limbah  buah salak dihasilkan sedikitnya 1 liter bioetanol, setelah sebelumnya,  limbah buah salak tersebut difermentasikan dahulu selama satu minggu  dengan menambah ragi dan urea.
"Cairan fermentasi tersebut  dipanaskan dengan suhu 70 derajat Celcius pada tabung destilasi. Hasil  pemanasan ini nantinya menghasilkan bioetanol," katanya.
Praba mengakui belum banyak masyarakat Dusun Ledoknongko yang mau mengolah limbah buah salak menjadi bahan bakar.
"Tidak  mudah menyosialisasikan inovasi tersebut karena tingkat pendidikan  masyarakat di Dusun Ledoknongko berbeda-beda," katanya.
Ia  berharap inovasinya membantu masyarakat dalam mengatasi limbah salak,  mendukung program pertanian terpadu, dan dalam menerapkan energi ramah  lingkungan.
Sumber: antara
Dikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/10/10/11/139577-ini-dia-kompor-bioetanol-dari-limbah-salak
No comments:
Post a Comment