Jakarta (ANTARA News) - Peraih penghargaan ITSF (Indonesia Toray Science Foundation) Dr rer Nat Catur Riani meneliti siklodekstrin menggunakan strain bakteri lokal Indonesia untuk membantu pengembangan industri enzim dalam negeri.
"Siklodekstrin banyak digunakan di industri farmasi, kosmetik, pangan dan penanganan lingkungan dan nilai komersialnya tinggi. Namun sayangnya masih diimpor dari luar negeri," kata Catur Riani di Jakarta, Jumat, yang telah memaparkan makalahnya untuk meraih hibah yang dikhususkan bagi pengembangan iptek tersebut.
Karena itu, dosen ITB yang membawakan proposal "Aktivitas Siklodekstrin Glikosiltransferase Basillus Alkalofilik Strain Indonesia" itu mencoba mencari strain lokalnya dan bisa dikembangkan untuk industri dalam negeri.
"Untuk itu beberapa strain bakteri telah diskrining di laboratorium kami dan satu strain Bacillus yang bersifat basa atau alkalofilik (LT1B) menunjukkan aktivitas CGTase (Siklodekstrin glikosiltransferase) pada media seleksi," kata pakar mikrobiologi tersebut.
Di Industri pangan, siklodekstrin digunakan sebagai bahan enkapsulasi untuk beberapa bahan yang beraroma, sebagai penstabil emulsi, pewarna alami, dan mengurangi kadar kolesterol, di industri kosmetika digunakan untuk meningkatkan stabilitas parfum sehingga tahan lama.
Di industri farmasi siklodekstrin digunakan sebagai bahan pengkomplek dengan vitamin A, E dan K agar stabil terhadap oksidasi dan digunakan untuk memodifikasi aktivitas kimiawi suatu molekul dengan proteksi suatu gugus tertentu, serta mengurangi efek toksisitas suatu senyawa.
Menurut dia, hibah ITSF sebesar Rp44,19 juta tersebut akan dialokasikan untuk penelitiannya mengidentifikasi spesies Bacillus LT1B barunya dan menskriningnya dengan menggunakan metode molekular.
Ia juga akan mengkarakterisasi aktivitas CGTasenya yang meliputi aspek spesifisitas, dan kapasitasnya memroduksi siklodekstrin, sumber karbon yang sesuai dan stabilitas CGTase yang dihasilkan pada pH dan suhu tertentu.
"Pengetahuan tentang Siklodekstrin memberi tantangan untuk upaya memberikan strain bakteri yang memiliki aktivitas CGTase dengan karakteristik yang sesuai untuk skala industri," ujarnya.
CGTase dapat mengatalisis tiga jenis reaksi, yaitu transglikolisasi intramolekular (siklisasi), transglikolisasi intermolekular dan hidrolisis pati. (D009/Z002/K004)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011
Sumber : www.antaranews.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...
-
Minggu, 6 Desember 2015 11:29 WIB | 7.064 Views Buah persik. (Pixabay/Hans) Kunming (ANTARA News) - Penelitian fosil biji persik men...
-
MEDAN, JUMAT - Peneliti Universitas Sumatera Utara, Basuki Wirjosentono, mengenalkan plastik ramah berbahan hasil samping minyak sawit menta...
-
Oleh Cardiyan HIS Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan re...
No comments:
Post a Comment