TJAKARTA, KOMPAS.com — Para pengunjung Sea World Indonesia kini dapat menemukan hal baru di tempat rekreasi bertemakan kehidupan laut tersebut. Mulai (18/6/2011) ini Sea World membuka wahana baru bernama Vitacharm Microworld.
Di dalam wahana baru ini, para pengunjung dapat melihat dan mengenal lebih dekat jasad renik alias mikroba. Wahana ini dibuka berkat kerja sama dengan salah satu produsen yoghurt.
"Wahana ini dibangun atas dasar kesamaan visi agar anak-anak bisa melihat langsung apa yang kini hanya bisa mereka lihat dari buku," kata Direktur Sea World Indonesia, Sonny W Widjanarko.
Microworld juga merupakan salah satu bentuk komitmen Sea World untuk edukasi. "Sea World ini sudah besar, tapi belum menyentuh hal kecil. Maka, kita ingin lakukan hal ini. Mikroba ini kecil, tapi menopang banyak dan kita kadang enggak tahu," ungkap Rika Sudranto, Assisten General Manager Sea World Indonesia.
Susianni Lie, ahli mikrobiologi dari Riset dan Inovasi Orang Tua Grup, mengatakan bahwa banyak mikroba yang berperan dalam kehidupan, tetapi tak banyak diketahui. Misalnya, kalau di laut ada minyak tumpah, ilmuwan akan memakai mikroba yang berguna menguraikan minyak.
Untuk tahap awal, ada enam jenis mikroba yang dikenalkan. Ada mikroba golongan Rotifera yang merupakan makanan bagi juvenil ikan laut, golongan Crustacea atau udang-udangan kecil yang disebut Artemia dan Paramaecium, golongan mikroba yang memiliki banyak cilia. Tiga jenis lainnya adalah mikroba probiotik, yaitu Acidophilus digestiva, Casei immunita, dan Bifido defensia. Ketiganya berperan dalam pencernaan dan ketahanan tubuh.
Untuk melihat sang mikroba, wahana dilengkapi dengan mikroskop yang terhubung dengan layar televisi. Sampel air yang mengandung mikroba telah diletakkan di mikroskop dan citra mikroba itu ditampilkan di layar televisi sehingga bisa dilihat lebih mudah."Ini live. Jadi mikrobanya masih hidup," kata Rika.
Jadi, pengunjung bisa melihat aktivitas mikroba. Untuk memberi wawasan, ada guide yang bertugas menjelaskan. Sementara itu, pengunjung termasuk anak-anak juga bisa praktik memakai mikroskop untuk melihat mikroba.
Rika menambahkan, dengan memperlihatkan mikroba, masyarakat terutama anak-anak bisa mulai mencintai dunia mikro-organisme. Selain itu, masyarakat yang selama ini menganggap bahwa semua mikroba merugikan juga mengerti bahwa ternyata ada bakteri menguntungkan.
Bersamaan dengan pembukaannya, Vitacharm Microworld juga membuat Sea World meraih rekor ke-26 Muri. Wahana terbaru ini ditetapkan sebagai wahana pertama yang menampilkan mikroba.
Rika mengatakan, pengembangan wahana dimungkinkan jika respons masyarakat baik. "Kita nanti bisa kulturkan kalau respons masyarakat baik. Lalu tentang penyakit, bakteri apa yang menyebabkan. Kemudian mikroba di laut itu apa saja," kata Rika.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...
-
Minggu, 6 Desember 2015 11:29 WIB | 7.064 Views Buah persik. (Pixabay/Hans) Kunming (ANTARA News) - Penelitian fosil biji persik men...
-
MEDAN, JUMAT - Peneliti Universitas Sumatera Utara, Basuki Wirjosentono, mengenalkan plastik ramah berbahan hasil samping minyak sawit menta...
-
Oleh Cardiyan HIS Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan re...
No comments:
Post a Comment