Tuesday, June 10, 2008

Pemanfaatan Onggok Sebagai Substrat Bagi Konsorsium Mikroba Selulolitik Untuk Produksi Enzim Selulase

Pelaksana : Kusmiati, Ni Wayan Sri Agustini, Djumhawan Ratman Permana, dan M. Afriastini
Abstrak
Onggok merupakan limbah padat yang dihasilkan pada proses pembuatan tepung tapioka. Kandungan protein pada onggok sangat rendah, tetapi kandungan serat kasarnya tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi onggok dapat melalui penerapan teknologi fermentasi sehingga diproduksi senyawa-senyawa penting. Onggok merupakan sumber karbon yang baik untuk media fermentasi karena mengandung karbohidrat hingga 67%. Mikroba yang mampu memanfaatkan onggok yaitu Trichoderma sp. dengan memproduksi enzim selulase untuk memecah karbohidrat onggok menjadi glukosa. Pada proses fermentasi dapat dibantu Saccharomyces sp. Penelitian ini terbagi 2 bagian yang pertama mempelajari aktifitas enzim selulase (CMCase) yang dihasilkan oleh tiga galur Trichoderma sp. yaitu T1, T2 dan T3 menggunakan onggok sebagai sumber karbon pada konsentrasi yang bervariasi yaitu 0; 2,5; 5; 7,5 dan 10% (b/v). Percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Kultur Trichoderma sp. dalam media cair mengandung onggok, diinkubasi pada suhu ruangan dengan goyangan 150rpm dan dipanen pada hari kedelapan. Percobaan kedua yaitu dalam substrat padat menggunakan onggok dan dedak sebagai substrat fermentasi dengan persentase yang berbeda-beda. Substrat tersebut difermentasi menggunakan kapang Trichoderma sp. dan campuran Trichoderma sp. dengan Saccharomyces cerevisae. Pengamatan meliputi kurva pertumbuhan kapang dan analisa kimia secara spektrometri terhadap filtrat kultur meliputi kadar protein λ=750nm (metode Lowry), kadar glukosa dan aktifitas CMCase λ=550nm (metode Mendels). Data dianalisis menggunakan ANOVA dua arah, dilanjutkan uji Duncan untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Hasil percobaan dari ketiga galur Trichoderma sp. menunjukkan bahwa galur T1 memiliki aktifitas spesifik CMCase tertinggi sebesar 0,291U/mg protein, diikuti T3 dan T2 dengan aktifitas spesifik CMCase berturut-turut 0,257 dan 0,222 U/mg protein. Media optimum untuk memperoleh aktifitas CMCase tinggi pada galur T1 dan T2 yang mengandung onggok 10%, sedangkan T3 pada konsentrasi onggok 5%. Hasil Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan tiga galur Trichoderma sp. berbeda dan variasi konsentrasi onggok pada media fermentasi, berpengaruh nyata terhadap kadar protein, glukosa dan aktifitas enzim CMCase. Percobaan kedua menggunakan substrat padat dengan perlakuan media Onggok dicampur dedak 50%:50% memberikan nilai aktifitas enzim CMCase spesifik tertinggi yaitu sebesar 0,099 U/mg protein yang diinokulasi kapang Trichoderma sp.

Kata kunci: Onggok, kapang Trichoderma sp. Saccharomyces cerevisae, aktifitas CMCase, P2 Biotek LIPI
.

No comments:

Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi

Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...