Mataram (ANTARA News) - Manager Program Penelitian Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) Peter Horne mengaku telah mengeluarkan sekitar Rp20 miliar untuk melakukan penelitian sapi bali di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Sejak tahun 2000, kami telah mengeluarkan dana penelitian sapi bali di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sekitar Rp20 miliar. Dana itu dikucurkan dalam tiga tahap, yakni pada 2000 sekitar Rp5 miliar, kemudian 2004 sekitar Rp7 miliar, dan terakhir pada 2008 sekitar Rp8 miliar," katanya usai penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Universitas Mataram (Unram) dengan Pemerintah Timor Leste, di Mataram, Senin.
Peter Horne yang didampingi Dekan Fakultas Peternakan Unram, Prof. Yusuf Ahyar Sutaryono, mengatakan dana penelitian sekitar Rp20 miliar tersebut, dimanfaatkan untuk membiayai keperluan para peneliti dari Australia sebesar Rp15 miliar dan belanja langsung sebesar Rp10 miliar.
Dana belanja langsung itu yang dialokasikan untuk membantu melakukan penelitian yang bertujuan meningkatkan populasi sapi Bali di Pulau Lombok. Penelitian itu melibatkan 1.500 peternak.
Hasil penelitian yang sudah diimplementasikan adalah satu indukan bisa menghasilkan satu ekor anak sapi (pedet) dalam jangka waktu dua belas bulan, lebih cepat dibandingkan sebelum masuknya program ACIAR ke Lombok, yakni satu induk menghasilkan dua ekor pedet selama tiga tahun.
"Itu hasil dari penelitian yang kami lakukan sejak 2000. Memang kami tidak memiliki data populasi sapi yang dihasilkan dari program ACIAR secara detail, namun ,wujud nyata dari hasil penelitian kami adalah satu induk sapi mampu melahirkan satu ekor pedet dalam waktu 12 bulan," ujarnya.
Dekan Fakultas Peternakan Unram, Prof. Yusuf Ahyar Sutaryono, Proyek penelitian yang dilakukan ACIAR bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Mataram dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB untuk penelitian sapi Bali berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah dan di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
Penelitian tersebut melibatkan 1.500 peternak yang tergabung dalam 48 kelompok peternak.
Populasi sapi di kelompok peternak yang sudah berkembang sejak proyek penelitian dilakukan pada tahun 2000 sekitar 5.000 hingga 6.000 ekor.
"Program penelitian ACIAR bertujuan untuk membantu mendongkrak pendapatan petani melalui dua cara, yakni meningkatkan produktivitas tanaman, peternakan dan perikanan budidaya serta dengan memperkuat pembangunan agribisnis yang terintegrasi yang difokuskan pada komoditas bernilai ekonomis tinggi dan mempunyai pasar yang kuat," ujarnya.
Ia berharap hasil penelitian yang dibiayai ACIAR tersebut bisa diadopsi oleh Pemerintah Provinsi NTB untuk mewujudkan program NTB bumi sejuta sapi (BSS) pada 2013.
(KR-WLD/M025)
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Jumat, 8 Januari 2016 Program sapi unggulan berhasil dikembangkan. VIVA.co.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasa...
-
Minggu, 6 Desember 2015 11:29 WIB | 7.064 Views Buah persik. (Pixabay/Hans) Kunming (ANTARA News) - Penelitian fosil biji persik men...
-
MEDAN, JUMAT - Peneliti Universitas Sumatera Utara, Basuki Wirjosentono, mengenalkan plastik ramah berbahan hasil samping minyak sawit menta...
-
Oleh Cardiyan HIS Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan re...
No comments:
Post a Comment